Seperti Gadis
-
Seperti biasanya aku dan Mas pergi kepantai pada sore hari, yach........
sekadar menghilangkan suntuk karena seharian di rumah. Lagian pantai itu
hanya di...
Kamis, 29 Januari 2009
Anak Tradisional
Yaccchhhh.. anak tradisional, begitulah Abi dan Ummi menyebut diriku. Sebenarnya ga juga lho... lha aku aja lahir taon 2009, dimana tecnologi sudah canggih (dibanding taon-taon sebelumnya) :D
Alasannya beliau-beliau memberikan sebutan itu karena sejak dalam rahim yang hangat dan nyaman itu aku sudah doyan jamu-jamu tradisional. Resep-resep jamu ini adalah resep jamu yang udah turun temurun yang pasti ummi tau dari mbokwek dan makwek. Meski pada jaman mutahir ini orang sudah banyak beralih kemedis/kedokteran yang lebih ilmiah dan teruji, tapi ga salah juga lho kalo kita melirik kembali obat-obat jaman yang tidak pakai barang-barang kimia (nah lo... lebih aman kan?), karena setiap yang baru belum tentu baik dan yang lama belum tentulah buruk. "cieh pakai kaidah fiqh juga meski ga sama persis, biar lebih mantep". Malah lagi dalam perut ummi (2 bulan), aku minta ubi bakar. (wah ga ada yang jual neh!). Paksa ummi sama abi cari ubi dan bakar sendiri di tepi pantai Pidie. Dan akupun pengin banget cari kerang di pantai ini. Inipun kulakukan sama abi dan ummi.
Sampai aku sudah hadirpun, ummi masih minum jamu guna memperlancar dan membuat segar ASI untukku. Belum lagi saat aku sudah murep (telungkup), maka aku memilih tiduran dilantai tanpa bantal dan kasur. Dengan posisiku yang setengan miring, maka aku jadi lebih tenang dan lelap. Maka saat seperti ini Abi akan berujar "Ya Allah anak Abi, sang anak tradisional, dikasur yang empuk malah bentar-bentar bangun, kalo melek pun ga aktif kayak gini, kalo di lantai malam lelap, duh..duh anak Abi, anak tradisional" begitulah komentar Abi dan Ummi jika melihatku berputar mengitari lantai dari ujung utara hingga selatan atau kalo aku lagi bobo
kateg (lelap sangat).
Kalo dikasih Pamperspun aku ga betah, meski belum pipis aku selalu resah dan ga nyaman. jadi kalo ga kemana-mana aku selalu pakai celana ato popok biasa. "hmmm...lebih ennnnak banget".
Belum lagi pas aku kembung paling-paling ummi cuma kasih bawang merah ama minyak sayur plus kayu putih, Alhamdulillah aku langsung enakan.
Oya... ngomong soal jamu kan sangat baik lo! asalkan perhatikan racikannya. pernah sih ummi sama bidannya ga boleh minum jamu, tapi karna ummi juga agak cermat maka ummi cari info dan timbang-timbang dalam meminum obat. Dan kesimpulannya ummi lebih memakai obat-obat tradisional yang tidak mengandung bahan kimia dan terhindar dari resiko efek samping, paling-paling kalo ada efek samping cuma rasanya yang pahit bagi ramuan tertentu.
Tapi sekarang sejak Abi memboyong ke Sigli, ramuan tradisinal jarang ditemui. Hingga kemaren waktu aku sakit gatal-gatal ummi membawa aku kebidan yang biasa menangani waktu aku masih suka main bola dirahim ummi, karena ummi tidak menemui daun ketepeng yang bisa menyembuhkan gatal-gatal atas izin Allah. Tapi moga aja tetap menjadikan jalan untuk menyembuhkan sakitku ini, tentu dengan izin allah.
Demikianlah alasan mengapa beliau-beliau menyebutku anak tradisional. See you... :)
Senin, 26 Januari 2009
Yang Terindah Dari Abi Wa Ummi
Khadijah Permata adalah nama putri pertamaku, buah cintaku dengan mas. Nama ini telah aku persiapkan jauh-jauh hari sebelum kehamilannya.
Khadijah adalah sosok wanita suci dari bangsawan quraisy. Beliau adalah wanita cantik, cerdas,kaya, terhormat, dan beliau terkenal sebagai wanita yang berakhlak mulia. Khadijah pulalah yang pertama kali mengakui ajaran nabi Muhammad SAW
Beliau juga sesosok istri sholehah yang patut diteladani. Khadijah selalu ada untuk nabi dalam situasi dan keadaan bagaimanapun. Oleh karenanya nabi senantiasa menyebut-nyebut namanya serta memberitahukan bahwa wanita penghuni surga yang pertama kali adalah Maryam dan Khadijah.
Sedangkan permata adalah batu mulia yang diciptakan Allah. Bagaimana dan dimanapun keberadaannya ia tetaplah benda mulia Meski terdapat di dalam lumpur, maka ia akan tetap bersinar dan berharga. Khadijah itu laksana permata berkilauan sehingga sampai kini beliau tetap menjadi profil wanita sholehah idola setiap wanita yang beriman.
Harapanku, semoga Khadijah Permata (Tata) kelak menjadi anak yang sholehah seperti permata yang bersinar meski dia hidup pada zaman yang sudah edan ini.
Inilah rangkaian doa kedua norang tuaku.
Sabtu, 24 Januari 2009
Masa Transisi
Ah.. capai dan melelahkan. Setidaknya itu yang biasa diucapkan orang bila ia sudah merasa bosan dengan keadaannya saat ini, aku juga! Selama tiga bulan sudah melewati fase berbaring, kini aku ingin bisa miring yang kemudian telungkup (murep). Ternyata semua itu tidaklah mudah, aku berjuang sekuat tenaga, agar aku lekas bisa telungkup atao tengkurap sendiri. fase itupasti bakal aku lewati. Demikian yakinku.
Aku sempet kesal juga karena aku belum berhasil-berhasil, hingga aku harus menjerit-jerit (menangis, he..he..he..) ketika memiringkan tubuhku, seolah-olah aku ingin katakan pada abie dan ummi kalau Tata kok ga bisa-bisa. Tapi itu kemaren, hari ini aku udah bisa.
"Horeeeee.... Tata bisa murep "
Hari ini hari sabtu 24/01/2008 adalah hari pertama ku bisa murep.
Aku sempet kesal juga karena aku belum berhasil-berhasil, hingga aku harus menjerit-jerit (menangis, he..he..he..) ketika memiringkan tubuhku, seolah-olah aku ingin katakan pada abie dan ummi kalau Tata kok ga bisa-bisa. Tapi itu kemaren, hari ini aku udah bisa.
"Horeeeee.... Tata bisa murep "
Hari ini hari sabtu 24/01/2008 adalah hari pertama ku bisa murep.
AKU/KHODIJAH PERMATA
Aku lahir dipedalaman Aceh Timur, tepatnya daerah Peunaron D.UD. Yakni di rumah nenek dari abi(ayah)ku. Hari itu adalah hari jum at (legi) pada tanggal 10-oktober 2008 Masehi bertepatan dengan 1o Syawal 1430 Hijriyah pukul 14.30 WIB.
Saat aku dapat dengan jelas menyaksikan dunia yang penuh dengan godaan beserta keindahannya ini, disaat itu pula aku menyaksikan ada makwek, mbah monah, mbah monah lampung, pakwin, mbah ni (martini) sang penolong dan tak lupa juga ummi ku yang kulihat begitu kelelahan, namun kulihat secercah sinar kebahagiaan diwajah beliau. Begitupun denganku, ingin aku mengatakan pada ummi dan abie "ummie.. abie.. tata hadir ntuk abi dan ummi, yang semoga akan senantiasa membuat warna-warni dalam hari2 kita." Meskipun Tata tidak melihat abie saat ini (beliau masih dalam perjalanan pulang), tapi Tata yakin abie juga merasakan kehadiranku ini.
Setelah beberapa menit kemudian aku mendengar suara mendayu mengumandangkan azan, indah....indah sekali. Oooh....rupanya itu suara pakwek. Beliau membisikkan kepadaku tentang kalimah Allah, Rasulullah, ajakan sholat dan kalimah menuju kemenangan. Oooh... sungguh hatiku tergetar. "Allah kuatkan hambaMU dalam mengarungi segala ujian-MU di dunia (meski perjalanan ini baru hamba mulai) ." AMIEN.
Saat aku dapat dengan jelas menyaksikan dunia yang penuh dengan godaan beserta keindahannya ini, disaat itu pula aku menyaksikan ada makwek, mbah monah, mbah monah lampung, pakwin, mbah ni (martini) sang penolong dan tak lupa juga ummi ku yang kulihat begitu kelelahan, namun kulihat secercah sinar kebahagiaan diwajah beliau. Begitupun denganku, ingin aku mengatakan pada ummi dan abie "ummie.. abie.. tata hadir ntuk abi dan ummi, yang semoga akan senantiasa membuat warna-warni dalam hari2 kita." Meskipun Tata tidak melihat abie saat ini (beliau masih dalam perjalanan pulang), tapi Tata yakin abie juga merasakan kehadiranku ini.
Setelah beberapa menit kemudian aku mendengar suara mendayu mengumandangkan azan, indah....indah sekali. Oooh....rupanya itu suara pakwek. Beliau membisikkan kepadaku tentang kalimah Allah, Rasulullah, ajakan sholat dan kalimah menuju kemenangan. Oooh... sungguh hatiku tergetar. "Allah kuatkan hambaMU dalam mengarungi segala ujian-MU di dunia (meski perjalanan ini baru hamba mulai) ." AMIEN.
Langganan:
Postingan (Atom)